mempelajari time out di Kamar Operasi

Rabu, 27 April 2011

ikterus obstruksi ec striktur

 Ikerus
Ikterus disebabkan oleh akumulasi pigmen empedu di dalam darah dan jaringan, pigmen ini terdiri dari bilirubin dan bilirubin diglucoronide. Sebagian besar bilirubin terbentuk di dalam sistem retikuloendotelial sebagai produk pemecahan hemoglobin. Ikterus dapat dideteksi pada sklera, kulit atau urine yang menjadi gelap, bila kadar bilirubin dalam serum lebih dari 2 mg/100 ml..
Ikterus dapat ditimbulkan oleh kelainan prehepatik misalnya, bila terjadi hemolisis, glibert deseases, kelainan hepatik misalnya pada viral hepatis, sirosis hepatis, keracunan obat-obatan dan penyakit kehamilan. Sedangkan pada kelainan post hepatik ikterus dapat timbul misalnya pada obstruksi karena tumor, batu, striktur dan skleroting kholangitis.
Ikterus obstruksi merupakan gejala klinis yang paling sering ditemukan pada gangguan sistim hepaticobilier Suhendro N, Grinn H., Berger B. (14) melaporkan 537 kasus ikterus obstruksi, perempuan 1,5 kali lebih banyak dari pada laki-laki, usia rata-rata 68 tahun. Wals D.B., Eckhouser F.E., Cronenwett J.L. (15) menemukan ikterus obstruksi pada keganasan ampula vatcri pada 82 % kasus dan Flanigan D.P., (5) menemukan ikterus obstruksi pada kista biliaris 64 % kasus. Samsundaran (13) melaporkan ikterus 60% dari 25 kasus kista koledokus, Coulter (4) melaporkan 15 kasus kista adenoma duktus biliaris komonis yang dapat memberikan gejala ikterus intermitten.
Lokalisasi obstruksi bilier yang dievaluasi berdasarkan pemeriksaan ERCP oleh Suhendro (15) tersering ditemukan pada duktus biliaris sepertiga distal 55 % kasus duktus biliaris sepertiga tengah 19 % kasus dan duktus biliaris sepertiga proximal dan intrahepatis 18 % kasus, obstruksi bilier oleh metastase tumor paling sering terdapat di duktus intrahepatis dan duktus biliaris sepertiga proximal yang ditemukan sekitar 5 % kasus.
Jeng K.S. Yang F., Ohta I. (6) melaporkan ikterus yang disebabkan oleh striktur lebih sering ditemukan di sisi kanan 84,2 % kasus dari pada di sisi kiri 12,3 % kasus duktus hepatikus.
Benjamin 1983 (2) menganjurkan klasifikasi yang terdiri dari 4 kategori obstruksi biliaris yaitu :
Tipe I. Obstruksi komplit menimbulkan ikterus, biasanya disebabkan oleh tumor,
terutama pada caput pancreas, ligasi duktus biliaris komonis, batu pankreas, tumor-tumor parenkim hati primer atau sekunder.
Tipe II. Obstruksi intermitten yang menimbulkan gejala-gejala dan perubahan biokimia yang khas tetapi dapat disertai serangan ikterus secara klinis sering dijumpai koledokolithiasis, divertikel duadeni, penyakit hati polikistik.
Tipe III. Obstruksi inkomplit kronis dengan atau tanpa gejala klasik atau observasi perubahan biokimia yang akhirnya menimbulkan perubahan patologis pada duktus biliaris dan hati. Biasanya ditemukan pada keadaan berikut ini: Striktur biliaris komonis yang terjadi secara kongenital, traumatik (iatrogenik), sklerosing kholangitis dan post radioterapi, stenosis anastomosis biliogligestive, stenosis sfingter oddi, pankreatitis kronis, fibrosis kistik dan diskinesia.
Tipe IV. Obstruksi segmental, dimana satu atau lebih segmen anastomisis biliaris intra hepatis mengalami obstruksi, bisa ditemukan pada trauma dan lain-lain.
Diagnosis ikterus obstruksi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Ikterus yang terjadi bergantung pada derajat sumbatan pada duktus kholedokus, distensibilitas kandung empedu dan duktus biliaris serta kapasitas absorbsi dari kandung empedu. Gejala lain yang menyertai tergantung penyebab ikterus. Bila disebabkan oleh batu maka penderita mengalami kolik bilier yang hebat dan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Pada proses keganasan, nyeri bersifat konstan dan progresif disertai dengan ikterus, sekitar 50% nyeri dirasakan pada abdomen bagian atas dan ditemukan pembesaran hati dengan pinggir yang tumpul dan kandungan melebar
Pemeriksaan laboratorium berupa tes fungsi hati didapat peningkatan kadar serum terutama bilirubin direk dan alkali phosphatase, SGOT, SGPT dan serum gamma globulin perlu juga diperiksa.
Pemeriksaan USG (ultrasound) 96 % akurat sangat cepat dan non invasif. Cocok untuk pasien yang alergi dengan bahan kontras, bermanfaat dalam mengidentifikasi dilatasi biliaris intrahepatik, pemeriksaan tomografi komputer memberikan informasi biliaris dan adanya massa di dalam dan di sekitar duktus biliaris dan pankreas, pemeriksaan kholangiografi transhepatik perkutaneus (PTC) bermanfaat bagi pasien dengan masalah biliaris kompleks mencakup strikture dan tumor. Pemeriksaan kholangio pankreatografi retrograd endoskopi (ERCP) keuntungannya adalah visualisasi langsung dari daerah ampula dan jalur langsung ke duktus biliaris distal bermanfaat untuk pasien dengan panyakit duktus kholedokus jinak dan ganas.Penanganan kasus ikterus obstruksi bertujuan menjamin kelancaran aliran empedu ke duodenum dengan menghilangkan sumbatan dengan cara pembedahan seperti, pengangkatan batu, reseksi tumor, atau tindakan endoskop laparoskopi. Bila penyebab sumbatan tidak dapat diatasi maka aliran empedu dapat dialihkan dengan drainase eksterna atau drainase interna dapat dilakukan dengan jalan membuat pintasan biliodigestive atau bypass, misalnya kholesisto jejunostomi, kholedoko-jejunostomi, hepatiko- jejunostomi.

1 komentar:

  1. Nice share sis
    Gua ambil buat nambahin referenso referat ikterus gue..

    Tengkyuuuu

    BalasHapus