mempelajari time out di Kamar Operasi

Rabu, 27 April 2011

Konsep bermain pada anak usia dini

KONSEP BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI



A.   PENDAHULUAN      
Pendidikan bagi anak usia dini atau anak usia 0-8 tahun, sejak lama telah menjadi perhatian para orang tua, para ahli pendidikan, dan pemerintah. Hal ini karena begitu bermakna dan menentukan pendidikan pada masa usia dini tersebut bagi jenjang pendidikan dan perkembangannya di masa depan. Pada masa ini pendidikan, sesuai  dengan watak anak, berlangsung dalam bentuk permainan. Karena itu, melarang  bermain bagi anak sama dengan melarang anak belajar.
Dalam kehidupan masyarakat banyak dijumpai para orang tua yang kurang atau tidak menyadari betapa pentingnya masalah bermain ini bagi tumbuh kembang anak, sehingga para orang tua tidak pernah memberikan perhatian, apalagi secara terencana untuk memfasilitasi kecenderungan tabiat bermain anak tersebut, apalagi secara terprogram. Bahkan tidak jarang orang tua tidak sabar dan merasa kesal bila melihat anaknya bermain dengan mengacak-acak barang  yang dimainkannya.
Tidak jarang orang tua memilih agar rumahnya tetap tampak rapih, tidak  disentuh-sentuh, dicorat coret dan atau membatasi anaknya yang akan bermain, sehingga tanpa disadari bahwa secara substansial ia telah mengabaikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Akibatnya, banyak potensi anak yang semestinya berkembang dengan baik akan mengalami hambatan dan bahkan mati.
Tulisan sederhana ini akan mengetengahkan tentang kapan waktu yang tepat bagi anak untuk bermain dan pertama mendapatkan pendidikan, bagaimana konsep bermain yang dikemukakan oleh para tokoh, baik dari tokoh klasik, modern dan kontemporer, dan sebagainya sehingga dapat menjadi media diskusi bagi para pendidik dan orang tua  bagaimana sebaiknya menangani  dan mendidik anak pada usia dini. 

B.   PERKEMBANGAN KOSEP BERMAIN  
Walaupun para ilmuwan sulit untuk mengetahui kapan pendidikan anak usia dini dilaksanakan untuk pertama kali, namun diperkirakan sejak para ahli filsafat seperti Plato ( 427-374 B.C ) dan Aristoteles ( 394-332 B.C ) pendidikan ini telah dilaksanakan ( Seefeldt dan Barbour, 1994:2 ).
Plato mengemukakan bahwa waktu yang paling tepat untuk pendidikan anak adalah sebelum usia 6 tahun. Menurut Comenius, pendidikan anak itu berlangsung sejalan dengan bermain karena bermain adalah realisasi dari pengembangan diri  dalam kehidupan anak. Selanjutnya Johan Pastalozi ( 1746-1827 ) berpendapat bahwa pendidikan dimulai dari rumah, melalui berbagai kegiatan yang dilakukan anak pada waktu bermain dan berbagai pengalaman indera yang dialaminya.
Adapun pendapat yang menyatakan, bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah dasar, yaitu usia tujuh tahun, ternyata tidaklah benar. Hasil penelitian di bidang neurologi yang dilakukan Benyamin S. Bloom, seorang ahli pendidikan memperlihatkan, bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50 %, hingga usia 8 tahun mencapai 80 %. Artinya apabila pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang optimal maka perkembangan otak anak tidak akan berkembang secara maksimal.
Semakin dini penanganan dan bentuk-bentuk rangsangan yang dilakukan orang tua/ pendidik terhadap anaknya maka hasilnya akan semakin baik. Sebaliknya, semakin lama (lambat) anak mendapatkan penanganan dan bentuk-bentuk rangsangan yang baik, maka semakin buruk hasilnya.
Plato adalah filsuf pertama yang memandang arti penting bermain bagi seorang anak. Plato melihat pentingnya nilai praktis yang ada dalam permainan. Misalnya pelajaran Aritmatika untuk soal pembagian akan mudah diterima oleh anak-anak dengan cara membagikan apel kepada mereka.
Sejarah perkembangan teori bermain juga berdampak positif terhadap reformasi pendidikan pada zaman realisme atau zaman baru. Zaman realisme abad 17 dipelopori oleh Johann Amos Comenius ( 1592-1670 ). Comenius yang beragama Kristen Protestan itu mempelajari teologi dan menjadi pendeta serta memimpin sekolah di Fulneck. Dia menulis buku tentang informatorium. Buku tersebut berisi tentang cara bagaimana orang tua mendidik anaknya menjadi seorang Kristen Protestan yang baik. Menurutnya seorang ibu adalah seorang pendidik di rumah, ibu harus mengajarkan dengan mengoptimalkan fungsi panca indera melalui peragaan dan mengurangi verbalisme.
Pada abad 18 atau zaman rasionalisme merupakan zaman perubahan yang hebat. Hal ini karena untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus yang hebat. Dalam hal ini, untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus dilakukan melalui percobaan, pengamatan dan pengalaman. Dalam konteks belajar sekarang ini, maka konsep belajar di atas hampir setara dengan konsep learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together. 
John Lock ( 1932-1704 ) adalah seorang pedagogik. Lock menjelaskan kosep home Schooling. Anak usia dini harus dididik dan diajarkan tentang pendidikan jasmani, pendidikan scholastik, pendidikan moral, pendidikan agama melalui permainan.        Pemikiran Locke dianjurkan oleh Jean Jacques Rousseau ( 1712-1778 ). Ia mengajarkan pendidikan rohani, moral,  jasmani, berenang, pemahaman jender, melatih indera anak, kebebasan bermain, pengamatan, pengalaman, bahasa asing, menyanyi, menggambar pada anak usia dini melalui pengenalan alam sekitar dimana anak berada.
Henrich Pestaloozi ( 1746-1827 ) menjelaskan konsep bermain dengan praktek langsung sehingga anak mempunyai pengalaman dan latihan. Rumah adalah tempat anak bermain. Konsep bermain bagi anak usia dini mengajarkan tentang berhitung, menulis,bercakap-cakap, gerak badan, berjalan-jalan dengan bermain. Pestalozzi menjelaskan bahwa melalui bermain maka anak usia dini secara alamiah akan berusaha mengembangkan kemampuan-kemampuan dasarnya untuk belajar. Friedrich Froebel ( 1782- 1852 ) menjelaskan bahwa konsep bermain merupakan proses belajar bagi anak usia dini. Anak diajak bekerja di kebun, bermain dengan pimpinan, bernyanyi, pekerjaan tangan atau keterampilan, bersosialisasi, berfantasi, adalah merupakan proses belajar sambil bekerja. Konsep belajar seraya bermain ini sampai saat ini masih menjadi trend untuk pendidikan anak usia dini.
Abad 19 terdapat Spencer, Lazarus, G. Stanley H., Hal Groos. Dll. Teori-teori tentang bermain dapat dikelompokan dalam 2 bagian, yaitu: (1) bermain yang didasarkan pada teori surplus energi dan teori rekreasi, (2) teori rekapitulasi dan praktis. Herbert Spencer ( kakek moyang Lady Diana ) dari Inggris dalam bukunya Principles of Psychology berpendapat bahwa kegiatan bermain seperti berlari, berlompat, berguling terjadi akibat anak kelebihan energi. Sebagai contoh, Saila, umur 9 bulan, begitu ia terjaga dari tidur maka ia langsung  tertawa dan merangkak lalu berpegangan kedinding tangga dan meraih benda atau mainan apa saja yang menarik hatinya kemudian memainkannya lewat tangan, atau mulutnya sampai  bosan kemudian beralih ke  benda lain, seperti kertas dan plastik atau mainan lainnya untuk dimainkannya sampai capek dan tidur. Begitulah anak bermain dan ia belajar dari apa yang ia lihat, dengar, cium dan pegang dalam kehidupannya, seolah tanpa lelah,  karena ia memang kelebihan energi dan merasa puas bereksplorasi dengan menyenangkan.  Bila ia diganggu, dirampas apa yang ia pegang atau apa yang ia mainkan, maka ia akan menangis, kecuali diberikan benda pengganti yang sama-sama menarik untuk dirinya.
Moritz Lazarus dengan teori rekreasi menjelaskan, bahwa tujuan bermain adalah untuk memulihkan energi yang sudah terkuras saat bergerak atau melakukan sesuatu. Melakukan sesuatu atau bekerja dapat menyebabkan berkurangnya tenaga. Tenaga ini dapat dipulihkan kembali dengan cara tidur atau melibatkan dalam kegiatan yang sangat berbeda dengan bekerja.
Karl Groos, seorang filsuf menguraikan bahwa  bermain berfungsi untuk memperkuat insting yang diperlukan untuk kelangsungan hidup anak di masa yang akan datang. Ia mendasarkan teorinya itu pada prinsip seleksi alamiah yang dijelaskan oleh Charles Darwin. Fungsi bermain mempunyai manfaat secara biologis untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
Pada zaman modern sekarang  ini memang sudah banyak sekali para ahli pendidikan yang membicarakan tentang bermain dan hubungannya dengan perkembangan anak, antara lain:
1.      Teori Psikoanalis Sigmund Freud
2.      Teori Kognitifa, Jean Piaget, Lev Vygotsky, dst.
3.      Teori Perkembangan sosial, dls.
Peran bermain dalam  perkembangan sosial anak misalnya, menurut pandangan psikoanalisis adalah untuk mengatasi pengalaman traumatik dan keluar dari rasa frustasi. Tampaknya Freud melihatnya dalam pengalaman lahir. Dalam peristiwa kelahiran seorang bayi menyiratkan kesan tidak enak, trauma dan mungkin juga frustasi keluar dari rahim ibunya, sehingga anak akan merasa tenang dalam dekapan ibunya, dan bermain menyebabkan anak ceria dan menimbulkan kreatifitas.
Bagi Piaget, peran bermain terhadap perkembangan sosial anak adalah untuk memperaktikkan dan melakukan konsolidasi konsep-konsep serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya.
   Menurut Vygotsky, bermain dapat memajukan berpikir abstrak dan dengan belajar ia akan dapat mengatur dirinya.
Dalam teori  perkembangan  sosial, seperti yang dikemukakan oleh Mildred Farten, menyatakan bahwa kegiatan bermain merupakan sarana sosialisasi. Dengan bermain kadar interaksi sosialnya akan  meningkat. Kadar interaksi sosial tersebut dimulai dari bermain sendiri dan dilanjutkan dengan bermain secara bersama. Karena itu dalam konteks ini akan tampak, bahwa anak yang dibiasakan bermain akan lebih mudah menerima kehadiran orang lain dan berinteraksi dengan orang lain. Semakin banyak ia disosialisasikan dengan orang lain, maka akan semakin mudah ia berinteraksi dengan dan menerima (kehadiran) orang lain.
Dalam kontes agama Islam, setelah persalinan  anak  akan diadzankan oleh orang tuanya kemudian setelah tujuh hari ia akan diberi nama dan diakekahkan serta dipotong rambutnya di hadapan undangan yang diiringi dengan lagu-lagu pujian. Semua itu akan sangat menyenangkan bagi anak dan merupakan pengalaman interaksi sosial yang sangat baik dari proses sosialisasi.

Perawatan Colostomi

1. Pengertian
Perawatan colostomi adalah perawatan yang dilakukan pada pasien yang telah menjalani oprasi colostomi, biasanya dilkukan pada pasien atresia ani.
2. Penyebab
penyebab secara pasti atresia ani belum diketahui, namun ada sumber mengatakan kelainan bawaan anus disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, fusi, dan pembentukan anus dari tonjolan embriogenik. Pada kelainan bawaananus umumnya tidak ada kelainan rectum, sfingter, dan otot dasar panggul. Namun demikian pada agenesis anus, sfingter internal mungkin tidak memadai. Menurut peneletian beberapa ahli masih jarang terjadi bahwa gen autosomal resesif yang menjadi penyebab atresia ani.
3. Tanda dan Gejala
Secara fungsional, pasien atresia ani dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu:
1. Yang tanpa anus tetapi dengan dekompresi adequate traktus gastrointestinalis dicapai melalui saluran fistula eksterna.
2. Yang tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adequate untuk jalam keluar tinja.
4. Makanan Yang Harus Dijaga
Makanan yang pedas dan berbau menyengat
Perawatan Colostomi
Cara Mengganti Kantung Colostomi

• Cuci tangan
• Buka kantung colostomi lama lalu buang ke tempat sampah
• Bersihkan stoma dan kulit sekitar stoma dengan sabun lembut dan air hangat
• Lindungi stoma dengan tisu atau kasa agar peses tidak mengotori kulit yang sudah di bersihkan
• Keringkan kulit sekitar stoma dgn tisu atau kasa
• Beri vasline atau salep skitar kulit apabila kantung stoma terlalu besar
• Pasang kantung stoma atau kantung yang baru

ikterus obstruksi ec striktur

 Ikerus
Ikterus disebabkan oleh akumulasi pigmen empedu di dalam darah dan jaringan, pigmen ini terdiri dari bilirubin dan bilirubin diglucoronide. Sebagian besar bilirubin terbentuk di dalam sistem retikuloendotelial sebagai produk pemecahan hemoglobin. Ikterus dapat dideteksi pada sklera, kulit atau urine yang menjadi gelap, bila kadar bilirubin dalam serum lebih dari 2 mg/100 ml..
Ikterus dapat ditimbulkan oleh kelainan prehepatik misalnya, bila terjadi hemolisis, glibert deseases, kelainan hepatik misalnya pada viral hepatis, sirosis hepatis, keracunan obat-obatan dan penyakit kehamilan. Sedangkan pada kelainan post hepatik ikterus dapat timbul misalnya pada obstruksi karena tumor, batu, striktur dan skleroting kholangitis.
Ikterus obstruksi merupakan gejala klinis yang paling sering ditemukan pada gangguan sistim hepaticobilier Suhendro N, Grinn H., Berger B. (14) melaporkan 537 kasus ikterus obstruksi, perempuan 1,5 kali lebih banyak dari pada laki-laki, usia rata-rata 68 tahun. Wals D.B., Eckhouser F.E., Cronenwett J.L. (15) menemukan ikterus obstruksi pada keganasan ampula vatcri pada 82 % kasus dan Flanigan D.P., (5) menemukan ikterus obstruksi pada kista biliaris 64 % kasus. Samsundaran (13) melaporkan ikterus 60% dari 25 kasus kista koledokus, Coulter (4) melaporkan 15 kasus kista adenoma duktus biliaris komonis yang dapat memberikan gejala ikterus intermitten.
Lokalisasi obstruksi bilier yang dievaluasi berdasarkan pemeriksaan ERCP oleh Suhendro (15) tersering ditemukan pada duktus biliaris sepertiga distal 55 % kasus duktus biliaris sepertiga tengah 19 % kasus dan duktus biliaris sepertiga proximal dan intrahepatis 18 % kasus, obstruksi bilier oleh metastase tumor paling sering terdapat di duktus intrahepatis dan duktus biliaris sepertiga proximal yang ditemukan sekitar 5 % kasus.
Jeng K.S. Yang F., Ohta I. (6) melaporkan ikterus yang disebabkan oleh striktur lebih sering ditemukan di sisi kanan 84,2 % kasus dari pada di sisi kiri 12,3 % kasus duktus hepatikus.
Benjamin 1983 (2) menganjurkan klasifikasi yang terdiri dari 4 kategori obstruksi biliaris yaitu :
Tipe I. Obstruksi komplit menimbulkan ikterus, biasanya disebabkan oleh tumor,
terutama pada caput pancreas, ligasi duktus biliaris komonis, batu pankreas, tumor-tumor parenkim hati primer atau sekunder.
Tipe II. Obstruksi intermitten yang menimbulkan gejala-gejala dan perubahan biokimia yang khas tetapi dapat disertai serangan ikterus secara klinis sering dijumpai koledokolithiasis, divertikel duadeni, penyakit hati polikistik.
Tipe III. Obstruksi inkomplit kronis dengan atau tanpa gejala klasik atau observasi perubahan biokimia yang akhirnya menimbulkan perubahan patologis pada duktus biliaris dan hati. Biasanya ditemukan pada keadaan berikut ini: Striktur biliaris komonis yang terjadi secara kongenital, traumatik (iatrogenik), sklerosing kholangitis dan post radioterapi, stenosis anastomosis biliogligestive, stenosis sfingter oddi, pankreatitis kronis, fibrosis kistik dan diskinesia.
Tipe IV. Obstruksi segmental, dimana satu atau lebih segmen anastomisis biliaris intra hepatis mengalami obstruksi, bisa ditemukan pada trauma dan lain-lain.
Diagnosis ikterus obstruksi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Ikterus yang terjadi bergantung pada derajat sumbatan pada duktus kholedokus, distensibilitas kandung empedu dan duktus biliaris serta kapasitas absorbsi dari kandung empedu. Gejala lain yang menyertai tergantung penyebab ikterus. Bila disebabkan oleh batu maka penderita mengalami kolik bilier yang hebat dan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Pada proses keganasan, nyeri bersifat konstan dan progresif disertai dengan ikterus, sekitar 50% nyeri dirasakan pada abdomen bagian atas dan ditemukan pembesaran hati dengan pinggir yang tumpul dan kandungan melebar
Pemeriksaan laboratorium berupa tes fungsi hati didapat peningkatan kadar serum terutama bilirubin direk dan alkali phosphatase, SGOT, SGPT dan serum gamma globulin perlu juga diperiksa.
Pemeriksaan USG (ultrasound) 96 % akurat sangat cepat dan non invasif. Cocok untuk pasien yang alergi dengan bahan kontras, bermanfaat dalam mengidentifikasi dilatasi biliaris intrahepatik, pemeriksaan tomografi komputer memberikan informasi biliaris dan adanya massa di dalam dan di sekitar duktus biliaris dan pankreas, pemeriksaan kholangiografi transhepatik perkutaneus (PTC) bermanfaat bagi pasien dengan masalah biliaris kompleks mencakup strikture dan tumor. Pemeriksaan kholangio pankreatografi retrograd endoskopi (ERCP) keuntungannya adalah visualisasi langsung dari daerah ampula dan jalur langsung ke duktus biliaris distal bermanfaat untuk pasien dengan panyakit duktus kholedokus jinak dan ganas.Penanganan kasus ikterus obstruksi bertujuan menjamin kelancaran aliran empedu ke duodenum dengan menghilangkan sumbatan dengan cara pembedahan seperti, pengangkatan batu, reseksi tumor, atau tindakan endoskop laparoskopi. Bila penyebab sumbatan tidak dapat diatasi maka aliran empedu dapat dialihkan dengan drainase eksterna atau drainase interna dapat dilakukan dengan jalan membuat pintasan biliodigestive atau bypass, misalnya kholesisto jejunostomi, kholedoko-jejunostomi, hepatiko- jejunostomi.

Kamis, 21 April 2011

four powerpuff girl

strategi pengaturan SDM pada operasi laparoscopy


Strategi Pengaturan SDM pada operasi laparoscopy 

Dalam satu tim operasi laparoscopy terdiri dari :
1.Perawat instrumentator:
   Perawat yang sudah mengikuti pelatihan laparoscopi
2.Perawat sirkuler:
   Perawat yang sudah pernah mengikuti operasi laparoscopi dan mengerti
  setting mesin laparocopi
3.Penata anesthesia:
   Perawat yang minimal  6 bulan berkecimpung dianesthesi dan pernah    
   mengikuti operasi laparoscopy ,atau perawat dengan pendidikan D3 anesthesi
4.Perawat instrumentator II:
    Perawat yang akan membantu persiapan operasi konvensional pada prosedur   
    op laparoscopi
    Perawat yang sudah pernah mengikuti operasi laparotomi bedah digestive  
    sebagai instrumentator.

Waktu yang dibutuhkan untuk  :
Persiapan alat untuk operasi,sebelum pasien masuk kamar operasi: 30 menit
Persiapan tim anesthesia untuk pembiusan: 5-10 menit
Persiapan setelah drapping sampai siap dimulainya  operasi: 2-5 menit
Persiapan konvensional: 5-10 menit

Selasa, 19 April 2011

SEDERHANA BUAT MATA KITA

Anda pasti tidak ingin seperti Tobi-kan? Sampai ribuan kalipun diobati matanya pasti tetap merah. Hehehe….
Daya tahan tubuh sangat mempengaruhi mata dalam menghalau penyakit-penyakit yang menyerangnya. Daya tahan tubuh bagus, biasanya mata selalu selamat. Satu lagi, sering-sering cuci tangan dan yang paling penting jangan ucek mata/sentuh mata biar sebentar saja.
Bila mata gatal karena kelilipan, pejamkan saja mata, tahan sebentar sampai air matanya keluar, biasanya debu/benda kecil yang masuk akan keluar sendiri bersama air mata tsb. Sakit mata itu katanya lagi menular lewat cairan. Jika bersalaman dengan orang sakit mata, berikan segera tangan sebelum beraktivitas yang lain.
Tidak ada salahnya bila kita mencoba obat tradisional jika mengalami sakit mata. Cobalah tops berikut:
  • Petik secukupnya beberapa lembar daun sirih.
  • Kemudian rendam daun sirih dalam air panas.
  • Tunggu sampai rendaman sampai hangat ataupun dingin.
  • Celupkan mata anda ke dalam rendaman beberapa kali.
Semoga bermanfaat.

PERAN PERAWAT DALAM PASIENT SAFETY

PERAN DAN TANGGUNGJAWAB PERAWAT 

TERHADAP PASIEN SAFETY DI KAMAR BEDAH

Kode Etik Keperawatan BAB II - TANGGUNG JAWAB PERAWAT TERHADAP TUGAS
Pasal 9 : Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan

Peran Perawat :
  1. Perawat sebagai Pelaksana
  2. Perawat sebagai care giver metode problem solving dalam memecahkan masalah pasien
  3. Commforter mengupayakan rasa aman-nyaman pada pasien
  4. Protektor sbg pelindung pasien
  5. Advocat pembela pemenuhan hak-hak ps
  6. Comunicator mediator ant’ ps & tim kes lain
  7. Rehabilotator askep fungsi tubuh normal
  8. Educator pendidik
  9. Pengelola menejemen
  10. Peneliti

Sebagai kesimpulan perawat disudut dari pandang manapun perawat harus bertanggunjawab dan berperan aktif dalam segala upaya untuk pasien safety.

like this

Selasa, 12 April 2011

Persiapan Operasi LAR



Persiapan Operasi Low Reseksi Anterior

Definisi : suatu tindakan menyiapkan  pembedahan dengan mengangkat kolon sigmoid dan sebagian dari rectum beserta pembuluh darah dan kelenjar limfe

Persiapan Alat :
·         Set Op sedang
·         Suction conecting 2 bh untuk suction tip dan suction usus
·         Handswitch couter dengan mata couter panjang dan pendek
·         Instrumen tambahan :
Babcock klem                               4 bh
Klem usus                                     4 bh
Satinsky                                        1 bh
Kom besar                                     1 bh
Bengkok                                        2 bh
Pincet couter panjang anatomis    1 bh

Persiapan linen set,
Dengan tambahan sarung kaki dan sarung alat

Persiapan AlKES :
ü  Sarung tangan
ü  Pisau no 10 dan 20
ü  Benang safil 2/0 dan 3/0
ü  Benang silk 2/0 dan 3/0
ü  Benang precut silk 2/0 dan 3/0
ü  Benang PDS O loop
ü  Benang plain 2/0
ü  Benang prolene  1 taper
ü  Intraluminar stapler
ü  Skin stapler
ü  Rectal tube
ü  Drain untuk abdomen(c/Thorasic drain,NGT)
ü  Kassa segi 4 dan roll kassa
ü  Depper kacang/
ü  Jelly
ü  Aqua steril yang dihangatkan siapkan 4 liter


Persiapan pasien
1.      Pasien di narkose,dengan terpasang NGT,Catheter urine dengan posisi terlentang lithotomi (dengan posisi kaki loyd davis).
2.      Pastikan electrode pad couter sudah terpasang dengan baik pada pasien
3.      Desinfeksi daerah abodmen kemudan lakukan drapping pada abdomen,pasang sarung kaki dan sarung alat.
4.      Pasang handswitch couter dan canula suction,pastikan berfungsi baik
5.      Persiapan alat dimeja mayo :
Pisau no 20 dan pisau no.11 untuk drain
Pincet anatomi panjang                
Pincet cirurgis      
Pincet couter panjang
Gunting jaringan               1 bh
Gunting benang                1 bh    
Arteri klem                        4 bh
Klem 90                            2 bh
Klem kromo                      4 bh
Klem kocher                      2 bh
Needle Holder                  2 bh
Ring klem                          2 bh
Babcock klem                   2 bh,sebaiknya 4 bh
Bengkok

6.      Dibuat insisi mediana mulai 2 jari atas pusat sampai sympisis pubis
7.      Dengan menggunakan kassa segi 4 usus halus disingkirkan
8.      Identifikasi ureter dan pembuluh darah
9.      Melakukan pembebasan daerah rectum dan colon sigmoid
10.  Dilakukan pemotongan pada rectum distal tumor dan sigmoid pada proksimal tumor.
11.  Dilakukan penyambungan colon dengan intraluminar stapler :
Perawat instrument:
ü  Menyiapkan benang premilene No.1 untuk menjahit di colon dan rectum
ü  Menyiapkan Intraluminar stapler,lepaskan kepala stapler dengan cara putar kearah open.setelah itu lepaskan segel.
ü  Berikan kepala stapler kepada dokter yang sedang membuat jahitan di colon
ü  Siapkan jelly,berikan stapler pada dokter yang bekerja di bagian bawah
ü  Stapling dilakukan
ü  Menyiapkan pemasangan rectal tube dan fixasi dan penampungnya

12. Menyiapkan pencucian intra abdomen dengan aqua hangat
13. Menyiapkan pemasangan drain intraabdomen
14. Melakukan penghitungan kassa dan instrumen dan melaporkan kepada dokter  
      operator
15. Menyiapkan penutupan luka operasi,benang PDS 0 loop,plain 2/0.skin stapler
16. Melakukan penutupan luka dengan kassa
17. Pastikan drain dan reectal tube terfiksasi baik.
18. Pasien dipindahkan
19. Operasi selesai.





artikel pertamaku,alya ku hari ini

hari ini setelah sekian lama tidak hadir disekolah putri tunggalku,
aku menemukan buku bukunya sudah pada tipis karena disobek sobek lembar perlembarnya,karena putri itu mendapat nilai tidak bagus menurutnya...
dont worry alya,,,mama always beside you .....anytime