PENGUKURAN TANDA
TANDA VITAL
Ns. Fenty Efendy,
SKep
A. PENGERTIAN
Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan suatu cara
untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh yang meliputi suhu tubuh, denyut
nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai yang
sangat penting pada fungsi tubuh. Tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam
kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut
merupakan indikator adanya gangguan system tubuh.
Tujuan pengukuran tanda vital antara lain :
a. Mendapatkan data obyektif
b. Mengetahui Keadaan Umum Klien
c. Mengetahui
perkembangan penyakit klien
d. Membantu
menentukan diagnosa & intervensi keperawatan
a.
Tekanan darah :
Tekanan darah
menggambarkan kerja jantung, tahanan perifer juga mempengaruhi tekanan darah,
bila tahanan meningkat, jantung akan bekerja lebih keras untuk mengatasi
tekanan tersebut sehingga tekanan menjadi tinggi dan sebaliknya.
Tekanan
sistolik :
Tekanan
tertinggi saat fase ejeksi diteruskan ke arteri , terjadi ketika tekanan dalam
ventrikel melebihi tekanan dalam aorta , katup semilunar aorta terbuka, darah dari ventrikel didorong keluar aorta
untuk selanjutnya di alirkan ke seluruh tubuh.
Tekanan
diastolic :
Tekanan dalam
ventrikel kiri setelah kontraksi , tekanan akan lebih rendah dari aorta
sehingga katup semilunar aorta tertutup dan menahan darah tidak kembali ke
ventrikel.Tekanan diastolic merupakan tekanan terendah sesaat menjelang
pemompaan berikutnya
b.
Denyut Nadi :
Kontraksi
ventrikel kiri mendorong arah ke aorta, sehingga aorta meregang, berdilatasi
dan menampung darah dari ventrikel, kemudian karena daya elastisitas dan
kontraksi otot otot dinding aorta pembeluh mengecil sampai posisi awal.Proses
pengembangan dan pengecilan pembuluh ini dilanjutkan ke perifer dan membentuk
gelombang dan dirasakan sebagai denyut nadi.
c.
Pernafasan
Pernafasan dapat diartikan pengukuran proses pengambilan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida dengan menilai frekuensi,
irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan dan penggunaan oto bantu
pernafasan
d.
Suhu tubuh
Derajat panas
yang dihasilkanoleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh
dengan pengeluaran panas. Pemeriksaan suhu
digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh
menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu
harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur
oleh hipotalamus.
Ada 2 macam reseptor suhu dalam tubuh yaitu reseptor
perifer di kulit yang mendeteksi suhu kulit dan reseptor sentral di
hypothalamus, medulla spinalis dan organ
organ dalam abdomen yang mendetekasi suhu sentral.
B. TEMPAT PENGUKURAN
1.
Tekanan Darah :
·
Lengan atas
·
Pergelangan kaki
2.
Nadi :
a. Ateri
radialis : Pada
Pergelangan tangan
b. Arteri
temporalis : Pada tulang
pelipis
c. Arteri
carotis : Pada leher
d. Arteri
femoralis : Pada lipatan
paha
e. Arteri
dorsalis pedis : Pada punggung
kaki
f. Arteri
poplitela : Pada lipatan
lutut
g. Arteri
bracialis : Pada Arteri
Brachialis
3.
Suhu :
a. Oral
Suhu dapat
diambil melalui mulut baik menggunakantermometer
kaca klasik atau yang lebih modern termometer digital yang
menggunakan probe elektronik untuk mengukur suhu tubuh.nilai normal suhu oral
35,8-37,3
b. Dubur
Suhu yang
diambil melalui dubur (menggunakan termometer
gelas atau termometer digital) cenderung 0,5-0,7˚ lebih tinggi
daripada ketika diambil oleh mulut.Nilai normal antara 36,1-37,0
c. Aksilaris
Temperatur dapat diambil di
bawah lengan dengan menggunakan termometer gelas atau termometer digital.Suhu yang
diambil oleh rute ini cenderung 0,3-0,4˚ lebih rendah daripada suhu yang
diambil oleh mulut.
d. Telinga
Termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhugendang
telinga, yang mencerminkan suhu inti
tubuh (suhu dari organ-organ internal).
Hipethermi di definisikan sebagai peningkatan berlebihan
suhu tubuh yang dapat merusak sel saraf, fungsi koagulasi protein sel dan
kematian. Hiperpireksia bukan disebabkan zat pirogen tetapi merupakan karena
kegagalan pengaturan suhu tubuh
Hipothermia terjadi bila suhu terpapar suhu yang sangat
dingin dan fungsi rtegulasi suhu tubuh gagal mengatasi, maka suhu inti tubuh
akan turun, akan terjadi vasokontriksi, perubahan microsirkulasi, koagulasi dan
kerusakan jaringan
4.
Pernafasan : Inspeksi
dinding dada
C. BATAS NORMAL
PENGUKURAN
|
BATAS NORMAL
|
TEKANAN DARAH
|
Hipotensi :
<100/60 mmHg
Normal Rendah :
100-110/61-70 mmHg
Normal :
110-120/70-80 mmHg
Normal Tinggi/prihipertensi
: 120-130/80-89 mmHg
Hipertensi
Gradien I : 140-159/90-110 mmHg
Hipertensi
Gradien II : 160-200/110-120 mmHg
Krisis hipertensi
: >200/120 mmHg
|
SUHU TUBUH
|
ReRentang
normal suhu 36,5-37,5°C
Tergantung tempat pengukuran suhu:
≠ Oral rata237°C
≠ Rektal rata237,5°C
≠ Aksila rata236,5°C
|
DENYUT NADI
|
Bayi 100-140 x/mnt
Anak 80-100 /mnt
Dewasa 60-80
x/mnt
|
PERNAFASAN
|
BBL 35-40
~Bayi 30-50
~Todler 25-32
~Anak2 20-30
~Remaja 16-19
~Dewasa 12-20
(Fundamental keperawatan
.edisi 4, vol 1)
|
D. CARA PENGUKURAN :
a) Tekanan darah
PERSIAPAN
ALAT
|
-
Sfigmanometer
-
Stetoskop
a
|
PELAKSANAAN
|
|
b) Nadi
PERSIAPAN ALAT
|
Jam
|
PELAKSANAAN
|
7.
Catat hasil
pengukuran.
|
c) Suhu
PERSIAPAN ALAT
|
Thermometer
Jam
|
PELAKSANAAN
|
- sesuai
thermometer yang digunakan
|
d) Pernafasan
PERSIAPAN ALAT
|
Jam
|
PELAKSANAAN
|
-
|
E. WAKTU PENGUKURAN
- Saat klien masuk ke fasilitas kesehatan
- Di RS / fasilitas kesehatan dengan jadwal rutin sesuai program
- Sebelum dan sesudah prosedur bedah
- Sebelum dan sesudah prosedur diagnostik invasif
- Sebelum dan sesudah pemberian pengobatan yang mempengaruhi kardiovascular, respirasi & fungsi kontrol suhu
- Saat KU klien berubah
- Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang pengaruhi TTV
- Saat klien melaporkan adanya distress fisik non spesifik
F. HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGUKURAN VITAL SIGN
a. Tekanan darah
Saat pengukuran bila hasil terjadi
penyimpangan/perbedaan dari sebelumnya/ada tidaknya riwayat hypertensi, lakukan
pengukuran ulang dengan alternative pindah tempat pengukuran, ganti
spygnomanometer/monitor.
Dokumentasikan pada lembar observasi
b. Denyut Nadi
Penghitungan nadi dilakukan dalam 1 menit meliputi irama (
Reguler/tidak regular), kekuatan ( Lemah/kuat/Tidak kuat )
c. Pernafasan
Pernafasan dihitung dalam 1 menit, meliputi
pola nafas ( sesak/tidak ), frekwensi nafas, irama ( regiler/tidak regular
)kedalaman ( Dangkal/dalam),
Pada klien dengan gangguan sistem
pernafasan/kegawatan sekaligus mengkaji
adanya batuk ( produktif/non produktif), bunyi nafas , adanya penggunaan otot
bantu pernafasan
d. Suhu
Bila hasil pengukuran tidak sesuai dengan
klinis klien, lakukan pengukuran ulang dengan alternative pindah ke tempat
pengukuran lain atau mengganti alat ukur
G. LATIHAN KASUS (kasus terlampir)
H. MEMBUAT RENCANA INTERVENSI DARI HASIL PENGUKURAN
Sesuai kasus
a. Intervensi mandiri :
b. Intervensi kolaboratif